Selasa, 20 Januari 2015

Cara Pandang


Tuhan maha berkehendak. Manusia hanya bisa meminta. Manusia berbuat apa yg dianya dapat, Tuhan berbuat apa yg Dianya suka. Tuhan memberi hasil tapi Ia melihat proses. Belum tentu usaha yg luar biasa menghasilkan harapan manusia. Karena Tuhan maha berkehendak. Dan di balik semua itu adalah hikmahnya. Innamaa amruhu idzaa araada syaian an yaquula lahu 'kun' fayakuunu.
 
Tapi jangan khawatir! Tuhan memang maha menguji... Tapi ia maha adil. Sesungguhnya hikmah yang ada jauh lebih besar dari musibah yg kita lihat. Orang bodoh selalu mencari alasan untuk mengeluh, orang cerdas bersegera mencari sisi hikmah untuk tetap bersyukur, dan ia cenderung cuek akan masalah (tidak terbebani) dan cenderung sabar.

Masalah sebenarnya bergantung pada cara pandang. Ia besar, bahkan lebih besar dari sebenarnya karena cara pandang. Iapun kecil dan tak berarti karena cara pandang. Dan sebenarnya masalah yg ada adalah sepersejuta 'titik' yang ada di hidup kita, karena ketahuilah... Otak dapat memuat dunia. Itulah anugerah Tuhan yg membedakan manusia dari ciptaanNya yg lain hingga ia dikatakan sebagai 'makhluk yg paling sempurna.'

Begitu pula nikmat bergantung pada cara pandang. Dengan cara pandang, nikmat tidak berarti apa-apa, ataupun memberi kebahagian luar biasa hingga tertanam sikap bersyukur di diri manusia. Itulah mengapa dikatakan...
'Yang paling bahagia adalah yg paling pandai mengatur cara pandang.'
'Besarnya arti dan makna bergantung pada yg memaknai, bukan yg dimaknai.'